Demokrasi dan Ancaman terhadap Nilai Sumpah Pemuda
Oleh Suryanto
Di era reformasi saat ini, demokrasi sudah menjadi barang yang tidak ditawar dan ditolak lagi. Setiap aktivitas yang ada selalu mendasarkan pada konsep demokrasi ini.
Pemilihan kepada Desa, Bupati, Walikota, Anggota Dean, an bahka memilih Presiden, selalu menggunakan prinsip itu. Mungkin dalam beberapa hal kita setuju. Dan sekali lagi sangat setuju.
Namun, ternyata demokrasi itu tidak murah alias mahal. Untul memilih kepala desa saja beayanya mencapai ratusan juta da kaau dihitung dari gaji yang dia akan peroleh selama menjaat akan tidak cukup untuk mengembalikan modalnya. Apalagi kalau pilihan Bupati dan mungkin yang lebih tinggi lagi.
Kalau dilihat hasilnya, pilihan dengan sistem election tampaknya juga tidak bisa diterima dengan mudah di hati sanubari rakyat. Siap menang tidak siap kalah. Beaya demokrasi (pilihan) yang besar sebenarnya bisa digunakan untuk kepentingan lain yang sifatnya menyejahterakan dan memenuhi kebutuhan rakyat. Ekses lain yang menyedihkan adalah munculnya potensi konflik dan disintegrasi. Hampir bisa dipastikan setelah pilihan, konflik yang merugikan menjadi salah satu akibat dari proses demokrasi tersebut. Tidak saja kerugian uang dan harta benda, darah dan bahkan nyawa juga tidak lepas dari akibat tersebut.
Lalu, begitukah demokrasi harus mengalahkan nilai-nilai yang tertuang dalam sumpah pemuda ? Ini pertanyaan saya. Haruskan bertanah air satu, berbangsa satu, dan berbahasa satu dikalahkan oleh nilai “demokrasi” yang mungkin kebablasan. Sila keempat dasar negara kita menyatakan “Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijakanaan dalam permusyawaratan / perwakilan” harus dimaknai pilihan langsung untuk semua jenjang?
Tidakkah prinsip kompetensi , menurut asas-asas manajemen organisasi bisa diterapkan, sehingga eleksi tidak harus bolak-balik nyoblos?
Kalau sejumlah aktivitas itu membahayakan integrasi seperti yang tertuang dalam nilai-nilai sumpah pemuda tidakkah perlu dipikirkan ulang mengenai cara dan mekanismenya? Mungkin para petinggilah yang tahu, dan wakil rakyat yang membawa suara rakyat lebih arif dan bijaksana dalam menerima konsep demokrasi tersebut. SEMOGA.
No comments yet.
-
Recent
- MEMPERINGATI HARI IBU (MOTHER’S DAY) DI INDONESIA
- Demokrasi dan Ancaman terhadap Nilai Sumpah Pemuda
- DEMOKRASI=SIAP MENANG DAN SIAP KALAH
- DEMOKRASI=DUKUNGAN, DUWIT, DUKUN?
- GENERASI “TOO MUCH THINKING BUT NO ACTION”
- LEBARAN DAN KESUCIAN
- KEBERAGAMAN (DIVERSITY) DAN PENDIDIKAN KEBER-AGAMA-AN MELALUI DOGMA
- SELAMAT HARI LAHIR PANCASILA 1 JUNI 2008
- KEBANGKITAN NASIONAL DAN KEBANGKITAN IDENTITAS BANGSA
- YEL-YEL DAN PENAMPILAN ATLET
- UANG, BERHALA, KEUANGAN YANG MAHA KUASA?
- KONVERSI BBM
-
Links
-
Archives
- December 2008 (1)
- November 2008 (3)
- October 2008 (2)
- June 2008 (2)
- May 2008 (2)
- April 2008 (3)
- February 2008 (3)
- January 2008 (4)
- December 2007 (11)
-
Categories
-
RSS
Entries RSS
Comments RSS
Leave a comment